pita deadline

pita deadline

Rabu, 26 April 2017

HUT ke-40 Dept Kardiologi FKUI: Genap 5 Windu Mengabdi untuk Bangsa

Departemen Kardiologi FKUI menyelenggarakan milad ke­-40. Acara berlangsung meriah. Mengemban tugas sebagai “Empat Pilar Kardiovaskular Indonesia”. Sejumlah tokoh dan pakar jantung turut hadir memeriahkan suasana. Apa saja yang telah dicapai selama ini?

Keluarga Besar Departemen Kardiologi FKUI merayakan ulang tahun ke-40.

“LIFE begin at 40”, demikian ungkapan yang ada selama ini. Pada umur 40 tahun, perkembangan kedewasaan dan wawasan serta prestasi mencapai puncaknya. Begitulah yang kini terjadi pada Departemen Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang berulang tahun ke-­40 sejak berdiri pada 10 November 1976.
Tema ulang tahun kali ini adalah “5 Windu Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI Mengabdi untuk Bangsa”. Acara berlangsung sangat meriah, banyak alumni yang hadir dalam suasana penuh keakraban dan persaudaraan. Tampak hadir Dekan FKUI dan Direktur RS Jantung Harapan Kita, serta para founding fathers dan sesepuh.
Dalam rangka HUT ke-­40 ini, juga diadakan launching dua buah buku sekaligus. Yakni buku ajar kardiovaskular serta buku “5 Windu Kiprah Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI”. Mereka juga menggelar panggung hiburan bagi keluarga besar Kardiologi, mulai dari musik, paduan suara dan games yang menarik.
Tak lupa juga sebagai rangkaian ulang tahun, lembaga ini melaksanakan bakti sosial di Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Bogor. Para civitas akademika mencakup mahasiswa, PPDS­1, staf, dan karyawan melakukan berbagai kegiatan antara lain penyuluhan kesehatan jantung dan hipertensi, pelatihan kader dan tokoh masyarakat untuk skrining faktor risiko penyakit jantung koroner, pelatihan Bantuan Hidup Dasar untuk awam dan tenaga medis, penyuluhan anti rokok untuk anak SD, SMP, dan SMA (bekerja sama dengan Yayasan Jantung Remaja), serta melakukan survey dan beberapa penelitian.
“Untuk HUT kali ini kami ingin mengenang perjuangan para founding fathers  dan para pimpinan serta para staf departemen. Kemudian kami ingin menilai hasil yang telah dicapai saat ini dan memahami tantangan serta target yang harus dicapai di kemudian hari,” tutur Ketua Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI Dr dr  Amiliana M Soesanto, SpJP (K). Berikut ini penuturan Amiliana kepada tim InaHeartnews, Februari.

Dr dr  Amiliana M Soesanto, SpJP (K)

Makna penting apa yang harus diambil dari HUT Kardiologi FKUI kali ini?
Kami ingin memaknai berdirinya bagian Kardiologi ini merupakan hasil perjuangan dari para founding fathers yang pada saat itu telah melihat bahwa lapangan kardiologi begitu luas dan akan menjadi semakin luas sehingga diperlukan suatu keahlian yang memiliki pendalaman dan kekhususan agar tetap mampu mengikuti dan menguasai kemajuan-­kemajuan dalam lapangan ini.
Lahirnya bagian kardiologi FKUI pada waktu itu tidak bisa dilepaskan dari lahirnya Yayasan Jantung Dewi Sartika yang kemudian berkembang menjadi Yayasan Jantung Indonesia, berdirinya Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki). Kerjasama yang sangat erat telah terbina sejak awal kelahiran Dept Kardiologi FKUI dengan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Perki dan Yayasan Jantung Indonesia. Sehingga empat institusi itu disebut sebagai “Empat Pilar Kardiovaskular di Indonesia”. Empat Pilar ini diharapkan senantiasa bekerja sama meningkatkan pelayanan kardiovaskular di Indonesia melalui tugas dan tanggung jawabnya masing-­masing yaitu di bidang pendidikan, penelitian, pelayanan pasien dan penggerak masyarakat.

Apa yang istimewa dalam HUT Dept Kardiologi kali ini?
Yang istimewa pada HUT ini adalah kita juga membuat acara ini menjadi temu kangen dari seluruh alumni lulusan program studi Ilmu Penyakit Jantung dan Kedokteran Vaskular FKUI sejak angkatan pertama sampai angkatan yang baru saja lulus. Alhamdulillah banyak para alumni yang bisa hadir, senior dan junior saling bersilaturahmi, teman seangkatan saling bernostalgia dan melepas rindu. Beberapa alumni bahkan datang dari luar kota.
Kami juga me­launching dua buah buku. Yaitu buku ajar kardiovaskular yang merupakan bentuk tanggung jawab kami untuk menyebarluaskan ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah bagi para dokter di seluruh Nusantara. Buku kedua ada lah “5 windu kiprah departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI” yang menceritakan tentang sejarah berdirinya departemen kami, pencapaian kami selama 40 tahun mengabdi dan arah tujuan yang ingin kami capai di kemudian hari. Kami juga me­launching CD yang berisi lagu-­lagu paduan suara yang dinyanyikan oleh para mahasiswa dan PPDS Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI.

Prestasi apa saja yang telah dicapai selama 40 tahun ini?
Sebagai suatu organisasi modern kami menyadari bahwa kerjasama dan kolaborasi positif dengan berbagai pihak adalah strategi yang penting untuk menghadapi tantangan dan mencapai visi departemen yaitu ”Leader in Cardiovascular Education, Research and Care”. Saat ini kami bekerja sama dengan banyak institusi baik di dalam lingkungan FKUI, di luar FKUI, di dalam maupun di luar negeri untuk pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Bahkan kami juga telah melakukan kerjasama dengan institusi akademik non medikal seperti ITB dan UTM untuk melakukan riset terkait medical engineering.
Untuk kegiatan pengembangan keilmuan dan tekhnologi kardiovaskular, Dept Kardiologi bekerjasama dengan berbagai pusat jantung di luar negeri antara lain di Singapura, Malaysia, Jepang, Taiwan, Vietnam, Belanda, Jerman, Australia, Amerika, Argentina. Program kerjasama itu terkait program fellowship/advance training atau PhD program  para staf  kami.
Sedangkan untuk kerjasama pusat jantung dalam negeri, departemen kami menjadi pengampu dari program studi Ilmu Penyakit Jantung dan Kedokteran Vaskular dari  beberapa universitas negeri di Indonesia.

Apakah sejauh ini, Dept Kardiologi dapat mengejar target kebutuhan tenaga ahli nasional?
Untuk memenuhi kebutuhan nasional akan tenaga SpJP diperlukan percepatan penambahan jumlah lulusan SpJP dan materi kasus­-kasus yang sesuai dengan yang akan dihadapi para SpJP baru. Oleh karena itu kami membina kerjasama dengan beberapa RS jejaring pendidikan sebagai lahan pendidikan untuk menjamin tercapainya pengalaman dan case load bagi peserta didik. Antara lain; RSCM, RS PKT Bontang, RSPAD Gatot Subroto, RSUD Tangerang, RS Fatmawati, RSAB Harapan Kita, RSUD Tarakan, RSAL Mintohardjo dan RS POLRI Kramat Jati.
Dalam kegiatan pengabdian masyarakat kami bekerjasama dengan Yayasan Jantung Indonesia melakukan berbagai macam aktifitas misalnya penyuluhan kesehatan, pemeriksaan jantung dan lain-lain. Kami juga melakukan pembinaan secara insidentil di beberapa SD sekitar RS Jantung Harapan Kita, panti asuhan yatim piatu, yang menjadi rutin selama Ramadhan.

Bagaimana pula dengan perkembangan intern SDM di Dept Kardiologi? Apakah tenaga pakar/keilmuan yang ada saat ini sudah memenuhi kebutuhan?
Kebijakan kita sekarang adalah regenerasi yang berkesinambungan dan terencana, percepatan peningkatan kemampuan keilmuan dan ketrampilan para staf  baik junior/madya dan memanfaatkan ilmu dan pengalaman para staf senior dan juga yang telah purna bakti untuk terlibat dalam proses pendidikan.
Staf  dikirim ke pusat pendidikan/pelatihan di luar negeri untuk advance training, short course, proctorship atau training lainnya. Para staf  juga didorong untuk memperbanyak publikasi dan berbicara di forum­forum ilmiah mempresentasikan capaian­-capaiannya. Selanjutnya kami melibatkan staf  rumah sakit jejaring pendidikan untuk bersama-­sama aktif dalam proses pendidikan termasuk memberikan pelatihan clinical teaching, membimbing karya tulis PPDS dan melakukan penelitian bersama.

Apa yang menjadi harapan dan tantangan Dept Kardiologi kedepan?
Dept Kardiologi FKUI diharapkan dapat mempertahankan eksistensi dan perannya sebagai yang terdepan di bidang pendidikan, penelitian, dan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia. Kami juga mengharapkan bahwa departemen ini beserta RS Jantung Harapan Kita ikut berperan aktif  bersama-sama pusat jantung lain di dunia dalam perkembangan ilmu dan teknologi kardiovaskular yang berkembang pesat baik di tingkat regional maupun di tingkat internasional.
Lebih jauh kami berharap para staf Dept dan para lulusan kardiologi FKUI mampu mendapat pengakuan di tingkat regional maupun internasional baik di bidang kepakaran profesi maupun di bidang penelitian.

[Tim InaHeartnews]

Bergembira dan bersyukur dalam HUT ke-40 Dept Kardiologi FKUI.


*****

Peluncuran Buku Ajar Kardiologi FK UI 

ADA yang istimewa dalam acara HUT ke-40 Departemen Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), yakni launching dua buah buku sekaligus. Yakni buku “5 Windu Kiprah Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI” serta buku ajar kardiovaskular.
Buku yang terakhir ini cukup penting bagi proses perkembangan ilmu kardiologi. Menurut DR dr Yoga Yuniadi, SpJP(K), yang menjadi ketua penyusunan buku, saat ini memang belum tersedia buku ajar kardiovaskular dalam bahasa Indonesia yang mutakhir dan sesuai perkembangan zaman. “Edisi terakhir buku ajar kardiovaskular yang diterbitkan oleh Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI sudah lebih dari 10 tahun usianya,” tutur Yoga kepada InaHeartnews.
Maka tersedianya buku ajar kardiovaskular yang up to date menjadi sebuah misi penting Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI. Buku bacaan itu hendaknya harus menyediakan informasi paling mutakhir bidang kardiovaskular yang perkembangannya demikian cepat.
“Buku ajar Kardiovaskular ditulis dengan tujuan memberikan pengetahuan terkini dan menjadi pegangan bidang kardiovaskular bagi para mahasiswa kedokteran, dokter umum dan dokter spesialis terkait,” kata Yoga.
Untuk itulah, sebuah tim penyusun dibentuk agar kandungan isi buku ajar tersebut cukup mumpuni. “Penyusunan buku ini melibatkan seluruh staf Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI,” kata Yoga. Setiap anggota tim mendapat tugas masing-masing. Dimulai dengan menulis bahan, kompilasi, editing, revisi, lay out, proof reading, cetak dan pemasaran.
Berbagai tantangan dan halangan datang silih berganti. “Beberapa bagian tersulit saat penyusunan adalah membuat gambar yang diupayakan orisinal serta kesibukan para penulis yang luar biasa sehingga pengumpulan naskah sering tertunda,” kata Yoga.
Betapa tidak, tim penyusun membutuhkan waktu hamper 2 tahun lamanya untuk merampungkan tugas. Walau begitu, Alhamdulillah akhirnya selesai juga. “Saya dibantu oleh tim editor yang sangat solid dan bekerja penuh dedikasi,” puji Yoga.
“Kiranya buku ajar ini dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk memahami ilmu kardiovaskular. Tentunya masih banyak kekurangan yang memerlukan penyempurnaan lebih lanjut. Oleh karena itu saran-saran sangat diharapkan,” kata Yoga lebih lanjut.


[Tim InaHeartnews]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar