pita deadline

pita deadline

Kamis, 03 November 2016

PELANTIKAN PP PERKI & KOLEGIUM PERKI MASA BAKTI 2016 - 2018



Jajaran Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dan Kolegium PERKI Masa Bakti 2016-2018.

JAKARTA. Minggu pagi 24 Juli 2016, Lobby Hotel JW Marriott, Mega Kuningan Jakarta telah kedatangan tamu-tamu dari perwakilan Menteri Kesehatan RI, PB IDI, BPJS, Kadinkes DKI, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, jajaran Direktur RS Jantung Harapan Kita, Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Akreditasi Rumah Sakit (KARS), Yayasan Jantung Indonesia, Perki Cabang, Asosiasi Pengetahuan Tehnik Biomedik Indonesia dan para undangan lainnya untuk menyaksikan prosesi peralihan tongkat estafet kepengurusan PP Perki dan Kolegium Perki Masa Bakti 2014-2016 kepada penerusnya.
DR. Dr. Anwar Santoso mengawali acara pada pagi itu dengan presentasinya, dilanjutkan presentasi Dr. Renan Sukmawan yang berjudul High intensity treatment untuk CVD Prevention. Presentasi itu dimoderatori oleh Prof. Dr. Harmani Kalim.
Acara pelantikan dibuka dengan iringan lagu Selamat Datang Pahlawan Muda, Indonesia Raya dan Mars Perki oleh paduan suara dari Pacemaker Choir Maple Orchestra Radityo Prakoso. Pembacaan SK Pengukuhan Kepengurusan Perki Pusat masa bakti 2016-2018. Dilanjutkan dengan pembacaan naskah pelantikan dan janji pengurus oleh ketua PB IDI diikuti oleh anggota pengurus baru. Penandatanganan berita acara serah terima kepengurusan PP Perki masa bakti 2016-2018, Kolegium Perki serta Badan Etik dan Pembelaan Perki diwakili oleh DR. Dr. Ismoyo Sunu, DR. Dr. Anwar Santoso, Dr. Oktavia Lilyasari, Dr. Sunarya Soerianata, Dr. Pri Utomo dan Dr. Santoso Karo Karo.
Presiden Perki terpilih periode 2016-2018, DR. Dr. Ismoyo Sunu dalam kata sambutannya, beliau bersama jajaran pengurus yang diberi nama “Kabinet Amanah” itu menjanjikan akan melanjutkan kebijakan-kebijakan ketua Perki sebelumnya, konsisten melaksanakan rencana jangka panjang Perki 2010-2020 berdasarkan manajemen modern untuk kepentingan kardiovaskuler terkait BPJS, terpenuhi kebutuhan tenaga SpJP di daerah dan terwujudnya peningkatan level kompetensi SpJP di cabang yang kesemuanya ini adalah strategi dalam menghadapi era masyarakat ekonomi ASEAN. Selain itu akan terus memelihara hubungan baik dengan organisasi profesi internasional di tingkat ASEAN, Asia Pasifik, Amerika dan Eropa.
Dalam usaha pelayanan kesehatan kardiovaskular, Perki akan selalu menjaga profesionalisasinya, menempatkan standar pelayanan kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya dan update ilmu kardiovaskular serta publikasi ilmiah melalui Jurnal Kardiologi.
Selanjutnya Dr. Ismoyo mengingatkan, bahwa data BPJS menunjukkan beban biaya pengobatan penyakit kardiovaskular menduduki urutan yang tertinggi dibanding penyakit lain, yaitu sebesar 6,9 trilyun pertahun. Salah satu penyebab adalah mahalnya harga ring jantung atau stent. Alkes ini seperti alkes Indonesia lainnya masih lebih dari 90 persen diimpor dari luar negeri. Namun seiring dengan kemajuan teknologi dan kemapanan Sumber Daya Manusia Indonesia, kini prototip ring jantung sudah berhasil dibuat oleh team Biomedical Engineering UGM. Pada kesempatan itu Ketua PP Perki memperkenalkan perwakilan dari team itu, Prof. DR. Drg. Widowati dan DR. Ir. Alfa. “Gagasan awal baik berupa model anyaman ring maupun percobaan binatang yang sedang berlangsung pada tahap akhir, profesi spesialis kardiovaskular terlibat langsung,” ungkap Dr. Ismoyo.
Dan kemudian diperkenalkan pula Prof. Dr. Cholil Badri, Ketua Asosiasi Ilmu Pengetahuan Tekhnik Biomedik Indonesia yang mewakili ITB yang telah berhasil membuat properti deteksi dini yang dapat mengukur secara kuantitatif resiko penyakit jantung dan pembuluh darah sejak awal. Alat ini nanti diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam program pencegahan primer.
Sementara itu Ketua Umum PB IDI Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis, dalam sambutannya mengingatkan dalam menghadapi 2019 terutama menghadapi National Health Coverage dan Pertemuan MEA Nopember 2019, kita masih dihadapkan pada masalah-masalah yang mendasar, yakni proses pendidikan kedokteran dan sistim pelayanan kesehatan di Indonesia termasuk didalamnya pendistribusian dokter-dokter ke seluruh wilayah Indonesia, juga dalam hal keorganisasian profesi.
Mencermati beban biaya tertinggi yang ditanggung BPJS adalah penyakit kardiovaskuler, dan penyakit kardiovaskuler merupakan masalah kesehatan utama dan penyebab kematian dan kesakitan yang tertinggi, “Karenanya kawan-kawan dari kardiovaskuler, harus menyiapkan diri sebaik-baiknya. Anda menjadi garda terdepan dalam sistim pelayanan pada level sekunder karena disanalah dengan sistim rujukan yang baik, dengan keilmuan yang baik, distribusi yang baik, kita bisa merubah system pelayan kita kedepan” ujar Prof. Ilham.
Tugas untuk Perki dan Kolegiumnya, hitung dengan cermat kebutuhan yang baik, kemudian susun pola pendidikannya, rubah skema pendidikannya dan atur pendistribusiannya, tambahnya.
Acara Pelantikan keseluruhan, ditutup dengan pembacaan do’a oleh Dr. Zainuddin.*


Tidak ada komentar:

Posting Komentar