pita deadline

pita deadline

Senin, 27 Oktober 2014

Qalbu dalam Perspektif Cardio Neuro Science : Spiritualitas berbasis Tauhid Mengaktifkan Otak Kanan (3)

(untuk baca artikel bagian awalnya, klik disini)

Penelitian Armour dari Montreal Canada pada tahun 1991, sungguh mengejutkan dengan ditemukannya sel sel saraf (NEURON) didalam jantung.7,8 Keberadaan ini juga didukung oleh peneliti dari Lithuania, Neringa Pauziene dkk tahun 2000, dengan jelas terlihat keberadaan sel sel saraf  di dalam jantung melalui mata mikroskop elektron.9 Lebih jauh Armour mengatakan dengan ditemukannya tidak kurang dari 40.000 sel neuron tersebut dan adanya sel saraf sensorik aferen yang memberikan informasi ke Otak melalui aferen saraf simpatis menuju saraf sumsum tulang belakang, dan yang melalui aferen saraf parasimpatis nervus vagus menuju batang otak, yang semuanya diteruskan ke otak. Armour juga mengatakan bahwa ini adalah suatu otak tersendiri yang independen terhadap otak (dalam kepala), dia bisa melakukan fungsi merasakan dan rasa, bisa belajar learning, mengingat (recall memory), berfikir, cognition, dst.., dia menyebutnya LITTLE BRAIN IN THE HEART. Sel sel saraf (neuron) didalam otot jantung ini memproduksi neuropeptide, suatu hormon namanya calmodulin yang mampu menyimpan proses learning dan memory, yang kemudian beredar melalui aliran darah dan informasinya ditangkap oleh otak (cranial brain). Calmodulin ini banyak ditemui di hyppocampus, cortex pre frontal.10,11 Itulah mengapa ketika jantung dari donor yang atheist akan memindahkan sifat atheist tersebut kepada resipien, seperti contoh diatas, Graham yang akhirnya dia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri dengan menembakkan pistol kedalam mulutnya (committed suicide, atheist). Bukankah Allah mengatakan, Qalbu itu (jantung) menyimpan qode keimanan (Al Maidah (5): 52). Sains ilmu pengetahuan adalah hanya tools untuk membuktikan kebenaran Ilahiah, jangan dibalik, bisa bisa pada gilirannya kita menjadi kufur. Janganlah terburu buru menyalahkan Al Quran ketika sains bertentangan dengan Al quran, itu karena ilmu kita belum sampai untuk memahaminya, atau salah dalam menterjemahkan atau menafsirkan kata/ayat tersebut seperti QALBu yang sudah dibahas, sama sekali tidak ada pertentangannya dengan sains. Itulah mengapa para saintis barat menemukan kebenaran Al-Quran dan kemudian menyatakan keislamannya dengan mengucap dua kalimah shahadat. Seyogianya ilmuwan intelektual muslim menjadikan Al Quran untuk membangun hipotesis, dengan demikian direction dari penelitian menjadi terarah konvergen tidak divergen atau bizare ketika hanya mengandalkan akal semata seperti penelitian-penelitian di Barat (al Maghribi). Seperti contohnya penelitian Neuro Science dalam bidang meditasi/kontemplasi yang akan dibahas berikut ini. Karena pendekatannya empirik deduktif, ketika hasil hasil yang didapat sulit bagi mereka melihat benang merahnya dan akhirnya salah dalam mengambil kesimpulannya.
Neuro Science adalah bidang ilmu yang mempelajari ilmu tentang otak manusia, dalam berbagai aktifitas kehidupan manusia, hubungan horisontal maupun vertikal sebagai refleksi mahluk ciptaan Tuhan. Andrew Newberg dari Pennsylvania, USA pada tahun 2001, meneliti 8 monk Tibetan Budhist dalam meditasi yang intens (Oneness to Universe) menunjukkan peningkatan aktifitas otak dengan meningkatnya aliran darah ke Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kanan, yang direkam dengan SPECT Brain HMPAO perfusion scan.12 Kemudian Newberg meneliti kembali pada 3 Franciscan Nuns pada tahun 2003, prayer yang ditujukan pada one GOD phrase yang ada dibible, (bukan ROSARY prayer yang notabene TRINITY base). Hasilnya konsisten terlihat peningkatan aliran darah ke Cortex Pre Frontal Dorsolateral Kanan juga.13 Nina Azari dari Dusseldorf Germany pada tahun 2001, meneliti 6 guru agama yang religius dari Evangelical Fundamentalist Community, dan 6 mahasiswa sebagai kontrol dari University of Dusseldorf. Grup religius berdoa dengan membaca Mazmur 23 ayat -1 (Psalm 23 verse-1), artinya Lord is my sheperd, Tuhan adalah gembalaku berulang ulang, kemudian disuntikkan 15 Oxygen untuk melihat rCBF dibawah kamera PET (Positron Emission Tomography). Sedangkan grup kontrol menyanyikan lagu anak-anak yang gembira. Grup kontrol terlihat peningkatan aktifitas otak Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kiri. Dan grup religius terlihat peningkatan aktifitas otak Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kanan. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian Azari ini adalah bahwa pengalaman religius ini merupakan fenomena Cognitive.14 Herrington tahun 2005 membuktikan bahwa kata-kata yang indah menyenangkan akan mengaktifkan Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kiri saja.15 Sedangkan Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kanan bila di disrupsi dengan stimulus magnet akan menjadi tidak berfungsi, dan keputusan yang diambil pada saat itu akan distorsi melanggar nilai2 moral, artinya Cortex Pre Frontal Dorso Lateral Kanan tersebut tempat aktifitas COGNITIVE barbasis moral.16 (BERSAMBUNG)
Manoefris Kasim
(untuk baca artikel sambunganya, klik disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar