pita deadline

pita deadline

Senin, 29 April 2013

Struktur dan Fungsi Atrium Kanan serta Hasil Keluaran Klinis pada Populasi Umum

ABNORMALITAS fungsional dan struktural kardiak secara subklinis mungkin mengidentifikasi individu–individu asimptomatis pada peningkatan risiko hasil keluaran kardiak yang tidak inginkan seperti mortalitas.
Walaupun jarang digunakan dalam studi dibandingkan abnormalitas ventrikel kiri (LV), baik peningkatan volum atrium kanan dan penurunan fraksi pengosongan atrium kiri (LAEF) mungkin berguna dalam fenotipe subklinis.
Determinan dan signifikansi peningkatan maksimum volume atrium kiri (LAmax) telah mendapatkan perhatian yang dapat dipertimbangkan, akan tetapi kurang dikenal tentang determinan dan signifikansi prognostic dari penurunan LAEF pada populasi umum.
Studi–studi sebelumnya memperlihatkan fungsi dan struktur LA memiliki kekurangan yang penting di antaranya kegunaannya pada studi selektif kohort dimana pencitraan dilakukan untuk alasan klinis, secara potensial memberikan suatu bias seleksi.
Kebanyakan studi sebelumnya memiliki sampel yang kecil dengan presentasi yang jelek dari etnis minoritas dan tidak mencerminkan kriteria eksklusinya.
Oleh karena itu, studi ini mengukur baik LAmax dan LAEF menggunakan MRI pada studi Dallas Heart Study (DHS), menggunakan sampel berdasarkan populasi yang memiliki peningkatan risiko hasil keluaran kardiak yang tidak diinginkan dan dilakukan penilaian sistematik dari determinan dan nilai prognostik incremental dari LAmax dan LAEF.
Maksimum LAmax dan LAEF diukur menggunakan MRI pada 1802 pasien pada DHS. Hubungan LAEF dan index LAmax terhadap area permukaan tubuh (LAmax/BSA) dengan faktor risiko tradisional, tingkat peptida natriuretik, dan struktur [EDV serta konsentrisitas (massa/EDV)] dan fungsi (fraksi ejeksi) LV dianalisis dengan regresi linier.
Nilai prognostik dari LAmax/BSA dan LAEF diantara faktor risiko tradisional, LV fraksi ejeksi, dan massa LV diukur dengan model hazard–proporsi Cox. Baik peningkatan LAmax/BSA dan penurunan LAEF dihubungkan dengan hipertensi dan tingkat peptida natriuretik (p < 0.05 untuk semua).
Pada analisis multivariat, LAmax/BSA memiliki hubungan yang kuat dengan LV EDV/BSA, dimana LAEF secara kuat dihubungkan dengan LV fraksi ejeksi dan konsentrisitas. Selama median follow-up 8.1 tahun, terdapat 81 kematian.
Penurunan LAEF [HR per 1 SD 8%: 1.56 (1.32-1.87)] tetapi tidak peningkatan LAmax/BSA [HR per 1 SD 8.6mL/m2 : 1.14 (0.97-1.34)] secara independen dihubungkan dengan mortalitas. Penambahan LAEF terhadap model skor risiko yang diadaptasi Framingham, diabetes, ras, massa LV dan fraksi ejeksi memperbaiki c-statistik (c-statistik: 0.78 vs 0.77; p < 0.05), sementara itu penambahan LAmax/BSA tidak terdapat perbaikan (c-statistik: 0.76; p = 0.20).
Dapat dikatakan dari studi ini pada populasi umum baik LAmax/BSA dan LAEF merupakan fenotipe subklinis yang penting tetapi LAEF lebih unggul dan incremental dibandingkan LAmax/BSA.(European Heart Journal 2013; 34: 278-85)
SL Purwo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar