pita deadline

pita deadline

Senin, 29 April 2013

Sambutan Ketua PP PERKI pada Acara Konvokasi SpJP Baru

Assalamualaikum wr. wb.
Pertama-tama dan yang utama mari kita panjatkan puji syukur pada Allah SWT karena atas rahmat-Nya kita dapat berkumpul pada acara Konvokasi SpJP baru dan pemberian sertifikat sub spesialis dalam keadaan sehat wal’afiat.
Pada kesempatan kali ini saya ingin mengucapkan selamat kepada para wisudawan yang telah menyelesaikan tahapan pendidikan untuk menjadi kardiolog dengan gelar dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.
Saya berharap nantinya saudara dapat menjadi agent of change di dalam masyarakat. Perubahan di sini dalam arti meningkatkan kualitas pendidikan, pelayanan dan hasil riset, khususnya di bidang kardiovaskular yang tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan saudara sekalian tetapi juga untuk peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia.

Saudara wisudawan yang saya banggakan.
Saya ingin memberikan sedikit penjelasan mengenai PERKI yang lahir hampir 60 tahun lalu, di suatu Ruangan di RS Saint Carolus, hanya berbeda 1 jam dengan kelahiran Organisasi Profesi PAPDI pada ruangan yang sama. Saat ini PERKI telah memiliki 24 Cabang dan 15 Komisariat dengan anggota 550 orang dan 350 orang lagi dalam pendidikan.
Ketua PAPDI terpilih saat itu adalah Prof dr Biran, dan Sekretarisnya adalah Prof dr Gan Tjong Bing, dan kemudian Prof Gan Tjong Bing yang merupakan seorang internist lulusan Belanda menjadi Ketua PERKI yang pertama.
Ada kalimat monumental yang disampaikan oleh Prof Gan Tjong Bing pada saat pelantikan: “Mengapa disamping PAPDI harus didirikan pula PERKI? Karena dalam kurun waktu lebih 10 tahun terakhir ini, kemajuan di lapangan Ilmu Kardiologi amat pesat. Kemajuan tersebut sebagian besar disebabkan karena adanya cara pemeriksaan baru yaitu Cardiac Catheterization, Angiokardiografi, Balistokardiografi, Vectorkardiografi dan Electrocardiografi."
Pemeriksaan-pemeriksaan ini begitu cepat kemajuannya sehingga sukarlah bagi Internist umum untuk mengikuti dan menguasai kemajuan-kemajuan tersebut.
Oleh karena itu mudahlah kita fahami mengapa Ilmu kardiologi sebaiknya terpisah dan mendapat tempat tersendiri disamping ilmu Penyakit Dalam, tentulah dengan kerjasama yang erat.
Maka berdasarkan gagasan itu Pendidikan Ilmu kardiologi di Indonesia yang mengikuti pola pendidikan Kardiologi di Uni Eropa serta hampir 70% pendidikan Kardiologi diseluruh dunia tanpa melalui pendidikan internist terlebih dahulu berkembang sangat pesat. Sebagaimana terlihat pada kondisi PERKI saat ini yang mempunyai kerjasama keilmuan dengan European Society of Cardiology, American College Cardiologi, Chinese dan Taiwan Society Cardiology, Jepang, Australia, Timur tengah, Korea, Amerika Selatan, serta negara-negara Asean.
Para perintis Kardiologi lainnya yaitu dr Sukaman, dr Lutfi Usman, dr Tagor, Prof Lily Rilantono dan Prof Asikin Hanafiah yang masih ada saat ini, serta Prof Moh Saleh dari Surabaya dan Prof Budhi Darmoyo dari Semarang, serta generasi berikutnya telah meninggalkan jejak sejarah yang harus diikuti, diteladani dan dikembangkan oleh kita semua. Utamanya para wisudawan yang muda-muda agar bisa berkiprah dan sejajar dengan kardiolog dari regional Asia Pasifik.
Kepada sejawat SpJP yang menerima sertifikat sub spesialis, kami mengucapkan selamat dan semoga kepandaian dan keterampilan tersebut dapat memberikan nilai lebih di rumah sakit dengan pelayanan tersier, sesuai dengan rancangan Pemerintah dalam melakukan program SJSN di tahun 2014 mendatang dan PP PERKI akan terus mengembangkan pendidikan 8 jenis subspesialis pada 12 Pusat Pendidikan Kardiovaskular.

Saudara-saudara sekalian.
Kami tambahkan pula, bahwa PP PERKI telah mengangkat beberapa anggota Dewan Pengawas Pokja yang saat ini menaungi 11 Pokja/Working Group dengan kriteria mereka yang telah berjasa besar pada pengembangan Pokja, yaitu diantaranya Prof dr Lily Rilantono, Prof Asikin Hanafiah, dr Otte J rachman, dr Ann Sunarta dengan harapan bahwa beliau-beliau tersebut masih bersedia memberikan bimbingan, pemikiran dan sumbangsih untuk pengembangan Pokja di masa mendatang yang merupakan tulang punggung PERKI dalam bidang keilmuan Kardiovaskular.
Dalam kesempatan kali ini yang perlu saya tekankan adalah pentingnya menjalankan tugas secara profesional dan bertanggung jawab dengan tidak melanggar kode etik kedokteran.
Sejawat SpJP yang baru, kami mengajak saudara sekalian untuk membesarkan PERKI dan memberikan pikiran-pikiran yang cerdas guna mengembangkan organisasi PERKI yang kita cintai. Kami juga berharap sejawat SpJP yang baru untuk bergabung dalam Pokja-pokja yang dibentuk oleh PERKI.
Berdasarkan pengalaman saya menekuni profesi kardiolog ini, ada beberapa hal yang ingin saya nasehatkan secara pribadi untuk saudara sekalian :
1.    Pentingnya menjaga keseimbangan antara profesi, keluarga, dan kesehatan
2.    Selalu menyertakan do'a kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap aktivitas karena segala kesuksesan yang kita dapatkan saat ini adalah atas kehendak-Nya
3.    Semangat untuk terus belajar oleh karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik di tingkat regional maupun global semakin pesatnya dan diharapkan kardiolog Indonesia mampu bersaing dengan negara manapun.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Terimakasih
Wassalamualaikum wr. wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar