pita deadline

pita deadline

Senin, 25 Februari 2013

Perubahan Volum Atrium Kiri pada Pasien DM Tipe 2: Lebih dari Sekedar Disfungsi Diastolik?

GAGAL jantung diastolic dengan fungsi sistolik yang baik merupakan suatu entitas yang telah dikenal luas. Hadirnya DM Tipe 2 (DMT2) secara umum dihubungkan dengan hubungan yang signifikan terhadap perkembangan disfungsi diastolic (DD).
Prevalens ventrikel kiri dengan DD pada pasien DMT2 secara signifikan lebih besar jika dibandingkan di populasi umum dan dilaporkan sekitar 43-75%.
Efek pompa booster dari kotraksi atrium kiri (LA) pada diastolic akhir berkontribusi pada 30% isi sekuncup dan penting pada pasien disfungsi LV atau gagal jantung.
Pembesaran LA dan disfungsinya telah menjadi penanda penting dari tingkat keparahan dan kronisitas suatu DD. Evaluasi fungsi LA pada pasien DMT2 penting  dilakukan mengingat akan merefleksikan penyebab dasar DD serta di saat yang sama dapat memperkirakan fungsi kontraksi atrium untuk memberikan suatu cardiac output.
Perubahan fungsi dan struktur atrium kiri sebelumnya terlihat pada pasien DMT2 walaupun jumlah yang dilaporkan sedikit. Hipertensi menjadi factor risiko ikutan yang paling sering dijumpai dan juga dihubungkan dengan perubahan ukuran dan fungsi LA.
Telah menjadi standar penggunaan  Doppler jaringan–strain imaging untuk menilai fungsi LA pada berbagai macam kondisi dengan disfungsi LA.Walaupun penggunaan pengukuran Doppler jaringan–strain menggunakan banyak waktu dan  sangat tergantung pengambilan sudutnya.
LA strain juga dapat dilakukan dari 2D speckle tracking–derived strain yang mana proses tersebut berjalan semi otomatis dan tidak tergantung sudut.
Untuk mengevaluasi ukuran LA pasien DMT2 dan efek independen DMT2 pada  ukuran LA dibandingkan dengan control dan hipertensi serta mengevaluasi fungsi LA menggunakan 2D speckle tracking–derived strain dan perubahan volum LA dengan berbagai tingkatan DD pada pasien DMT2 dilakukanlah studi oleh Kadappu et al.
73 pasien DMT2 dibandingkan dengan kontrol normal yang sebelumnya telah dipadukan sesuai umur dan jenis kelamin; 30 pasien DMT2 saja dibandingkan dengan hipertensi (HT) saja. Volum LA maksimum, pengukuran tradisional dari fungsi atrium, 2D strain dan tingkat strain dianalisis.
Indeks volum LA (LAVI) lebih besar  pada kelompok DMT2 dibandingkan kontrol normal (38.2 ± 9.9 vs 20.5 4.8 ml/m2; p < 0.0001), begitu juga dengan kelompok DMT2 saja dibandingkan dengan pasien HT (33.9 ± 10 vs 25.7 ± 8 ml/m2; p < 0.0001).
Strain global secara signifikan mengalami penurunan pada kelompok DMT2 dibandingkan kontrol normal (22.5 ± 8.67 vs 30.6 ± 8.27%; p < 0.0001) tetapi hasilnya sama dengan HT.
Terdapat korelasi yang lemah antara LAVI dan strain global dengan peningkatan tingkat DD (r = 0.439; p < 0.0001 dan r = -0.316; p < 0.0001) pada kelompok DMT2.
Analisis regresi logistik untuk predictor LAVI menunjukkan hanya diabetes yang menentukan LAVI. Pasien dengan diabetes memperlihatkan penurunan yang signifikan terhadap strain global dibandingkan kontrol normal, tetapi tidak ada perbedaan dari peningkatan tingkat fungsi diastolik.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa diabetes menyebabkan pelebaran LA, dimana hal tersebut merupakan efek  independen akibat adanya pengikut lain seperti HT dan DD. Pelebaran LA dihubungkan dengan disfungsi LA juga mungkin diakibatkan akibat kombinasi DD dan miopati atrium konsekuensi dari DMT2. (Cardiovascular Imaging 2012; 13: 1016-23)

SL Purwo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar