pita deadline

pita deadline

Kamis, 27 Desember 2012

CT Angiografi Koroner Mengidentifikasi Plak pada Pasien IMA dengan Normal Koroner Saat Kateterisasi

ANGIOGRAFI koroner dengan tomografi komputer (CT Coronary Angiography - CTCA) dapat digunakan untuk mengidentifikasi pasien infark akut dengan plak signifikan pada arteri sesuai area infark namun normal atau stenosis ringan pada kateterisasi, demikian menurut peneliti Aldrovandi dkk. Penggunaan CTCA mengidentifikasi plak di arteri yang sesuai area infark pada 60,4% pasien dengan infark tanpa temuan stenosis saat kateterisasi.
Dr Annachiara Aldrovandi (University of Parma, Italia) dan koleganya menyatakan bahwa pasien infark miokard akut (IMA) tanpa stenosis signifikan arteri koroner saat kateterisasi adalah tantangan diagnostik untuk para dokter, namun CTCA dapat diandalkan untuk mendeteksi aterosklerosis koroner dan karakteristik morfologi plak. Penelitian ini dipublikasikan di Circulation online pada 20 November 2012.
“Pada populasi yang kami teliti, demonstrasi plak koroner yang berlokasi sesuai area infark yang diidentifikasi dengan Late-Gadolinium-Enhanced Cardiac Magnetic Resonance (LGE CMR) dengan karakteristik morfologi yang mendukung patofisiologi infark miokard akibat aterosklerosis dengan pecahnya plak koroner yang ringan, walau tidak memungkinkan untuk menyingkirkan penyebab lain seperti emboli koroner atau vasospasme yang berkepanjangan,” demikian laporan para peneliti.
Dalam editorial yang mendampingi, Drs Jason Kovacic dan Valentin Fuster (Mount Sinai School of Medicine, New York) mengatakan bahwa para peneliti telah mengidentifikasi penyebab untuk pasien infark miokard tanpa temuan lesi koroner yang signifikan.
“Pendapat kami, sejumlah bukti kuat ini menjelaskan penyebab pada pasien dengan infark miokard yang belum diketahui penyebabnya,” Tulis Kovacic dan Fuster. “Lebih jauh lagi, data ini sesuai dengan paradigma saat ini tentang biologi plak.”

Mendeteksi plak yang tak tampak dengan kateterisasi dengan CTCA
Studi ini memasukkan pasien terdokumentasi IMA tapi tanpa temuan stenosis pada kateterisasi koroner. Pasien tersebut kemudian menjalani LGE CMR dalam 10 hari pasca kateterisasi, namun hanya pasien yang memiliki area LGE sesuai infark miokard yang dianalisis. Dari 50 pasien, 34 datang dengan Non-ST-elevasi infark miokard (NSTEMI) dan 16 dengan STEMI. Hasil LGE CMR menunjukkan infark anterior pada 29 pasien, inferior pada 13 pasien dan lateral pada delapan pasien.
Kateterisasi koroner menunjukkan 25 dari 50 pasien memiliki arteri koroner yang normal, sementara 25 lainnya memiliki 41 lesi nonsignifikan. Pasien kemudian menjalani CTCA enam hari setelah IMA. Hasil CTCA mengidentifikasi 101 plak di 151 arteri koroner pada 42 pasien dan tanpa plak pada delapan pasien. Secara kasar separuh dari pasien memiliki single-vessel disease, sementara 24% memiliki two-vessel dan 12% multivessel disease.
Total, CTCA mengidentifikasi 61 plak pada arteri terkait infark dan 40 plak di arteri tak terkait infark. Dari plak di arteri terkait infark, 22% noncalcified, 17 mixed dan 22 calcified plak. Rerata area plak terluas di arteri terkait infark, tapi tidak ada perbedaan signifikan dalam persen stenosis.
“Pada studi kami, CTCA mengungkap keberadaan plak aterosklerosis arteri koroner yang terabaikan saat kateterisasi,” tulis Aldrovandi dan koleganya. “Kateterisasi koroner merupakan gold-standard  untuk evaluasi stenosis arteri koroner, namun hanya memberi gambaran kontur pembuluh koroner dan tidak memberikan informasi tentang dinding pembuluh dan plak. (http://www.theheart.org/article/147937/print.do)

Sony HW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar