pita deadline

pita deadline

Rabu, 15 Agustus 2012

KARDIOLOGI KUANTUM (9): Wanita, Stress dan Pendekatan Spiritual

“Stress is any influence that interferes with the normal functioning organism and produces some internal strain or tension” ~ Barker 1996

STRES dapat terjadi kepada siapa saja, dampaknya justru bisa menjadikan motivasi dan produktif, negatif, bahkan destruktif. Ketegangan, kegelisahan, dan depresi, adalah konsekuensi emosionil dari stres. Fisik (body), mental (mental), kecuali spiritual (pusat hidup imateri) dalam pandangan Kardiologi Kuantum adalah ranah penderitaan stres, kalau tidak waspada kita akan kehilangan keseimbangan (ekuilibrium) dan kemampuan adaptasi.

Gejala Fisik.   Gejala yang perlu diperhatikan dari stres adalah: perasaan tegang, depresi, daya ingat yang buruk, daya konsentrasi rendah, marah-marah/ hostiliti, sulit membuat keputusan, sering terjadi perubahan suasana jiwa, pikiran negatif, gangguan pikiran dan perhatian, pening-katan jumlah rokok, konsumsi makanan dan alkohol untuk orang Barat. Para dokter Klinik Cleveland mencatatnya sebagai meningkatkan risiko kecelakaan, sakit kepala, gangguan perut, buruknya pencernaan, kelainan kulit, gangguan makan dan emosi. Dokter jantung memperhatikan faktor risiko bertambahnya berat badan, obesitas, darah tinggi, diabetes mellitus, dislipidemia, akhirnya mempercepat terjadinya serangan jantung mendadak strok, dan meninggal mendadak (dengan tenang?).
Mengapa para pakar berpendapat bahwa wanita (perempuan) secara khusus lebih mudah mendapat stres? Karena wanita diidentifikasi secara sosial sebagai pemerhati dan pemelihara keluarga dan lingkungannya. Lebih banyak wanita dibanding pria berkarir di luar rumah dan berusaha untuk mempertahankan peranan serta tanggung jawab tradisionalnya di dalam dan di luar jam kerjanya. Di Amerika, lebih dari 70% ibu rumah tangga dengan anak-anaknya di bawah usia 18 tahun bekerja di luar rumahnya. Ahli sosiologi menggambarkan wanita itu berjuang untuk mencapai “standar laki-laki” di kantor, sambil mencoba memelihara dirinya sebagai  isteri yang baik sekaligus ibu dengan standar rumahan.

Posisi Mental.   Wanita kurang lebih merasa sama posisi kekuatannya untuk mengubah lingkungannya. Wanita merasa berat untuk berkata tidak pada berbagai permintaan dan merasa bersalah sekiranya tidak dapat memenuhi permintaan orang lain. Mereka sering memiliki waktu yang lebih sedikit untuk menata emosi dan kebutuhan fisiknya, ketika mengambil waktu pribadinya yang sedikit itu masih di /menganggap sebagai mementingkan diri sendiri.
Wanita terus berkembang melalui strata waktu, keseimbangan hormonal dikala muda, paska melahirkan, dan perubahan menopause secara biokimiawi lebih mudah mendapatkan stres dan depresi.
Bagaimana mengatasi stres? Waktu santai hendaklah diposisikan sebagai suatu keharusan, bukan hanya bonus karena telah bekerja lebih banyak. Waktu pribadi untuk peremajaan tidak mungkin ada sekiranya tidak dialokasikan waktunya. Prioritas hendaknya berdasarkan prinsip daripada kebutuhan, untuk kedamaian hati dan kebahagiaan mental.
Anda tidak mungkin menjadi penguasa semuanya untuk seluruh manusia dengan seluruh waktunya. Janganlah menafikkan permintaan bantuan. Jauhi menyatukan berbagai projek. Delegasikan sekiranya perlu dan belajarlah berkata tidak. Beberapa contoh aktifitas yang menyegarkan fisik dan mental yaitu mandi, membaca, latihan pernafasan, pijat punggung, mendengarkan rekaman suara-suara rileks, menulis jurnal, bertemu kawan-kawan, tidur sejenak, jalan-jalan, menari, (No.11) mengikuti refleksi spiritual (olahrasa), stretching, dan mendengarkan musik.

Refleksi Spiritual.   Myra Harris dalam disertasinya 2004: Use of spiritual-focus coping managing stress among Black woman pada Wurzweiler School of Social Worker di  Universitas Yeshiva di New York membuktikan dari 119 responden Hitamnya pada  respon awal stres menggunakan fokus-kognitif atau fokus-spiritual secara seimbang  untuk mengatasinya. Koping fokus-emosional adalah cara lainnya dalam mengatasi stres. Fokus-spiritual itu sendiri  diantara pekerja sosial juga dianggap ‘barang aneh’, saking tidak mengetahuinya upaya ini, disederhanakan menjadi itu diluar ilmu kesejahteraan sosial mereka. Disertasi ini membuktikan pertama kalinya koping fokus-spiritual digunakan sebagai alternatif bagi wanita Hitam tidak tergantung pada komposisi  rumah tangga serta jumlah anaknya. Faktor umur dan tempat kelahirannya berperanan dalam menentukan alternatif mengatasi stres.

Kesimpulan.   Kardiologi Kuantum menganggap upaya reedukasi keyakinannya kepada Tuhan YME (fungsi tertinggi dari sentra vitalitas komponen perasaan dan emosi) memiliki daya harmonisasi di dalam mental klien/pasien sakit atau merasa sakit jantung secara sekunder sebagai psiko terapi. Apabila berlanjut agar diserahkan saja kepada ahlinya yaitu psikolog dan psikiater.


Kepustakaan:
2.   Myra Harris PhD, Yeshiva University 2005 (abstract). Use of spiritual-focus coping managing stress among Black woman. http://gradworks.umi.com/31/60/3160106.html cited August 2, 2012.
  
Budhi S. Purwowiyoto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar