pita deadline

pita deadline

Rabu, 02 Mei 2012

Konsumsi Minuman Berpemanis, Risiko Insidensi Penyakit Jantung Koroner dan Biomarker pada Pria

KONSUMSI minuman berpemanis gula secara nyata dihubungkan dengan peningkatan berat badan dan DMT2.
Walaupun demikian studi yang menginvestigasi hubungan antara asupan minuman berpemanis gula dan insidensi penyakit kardiovaskuler sangatlah sedikit.
Hubungan tersebut mungkin saja dihubungkan dengan adipositas dan DMT2, dalam studi kesehatan perawat disebutkan bahwa minuman berpemanis gula  dihubungkan dengan PJK walau telah dilakukan penyesuaian beberapa faktor, dimana menyimpulkan adanya mekanisme lain yang berperan.
Soda diet dengan pemanis buatan telah disebutkan sebagai alternatif pengganti gula, akan tetapi beberapa studi kohort prospektif memperlihatkan adanya hubungan dengan disfungsi kardiometabolik.
Untuk mengetahui hubungan antara minuman berpemanis gula dan berpemanis buatan dengan PJK serta mengidentifikasi mekanisme yang mungkin berperan antara asupan minuman, lemak darah, HbA1c, faktor inflamasi dan adiponektin, dilakukanlah studi kohort prospektif oleh Malik et al.
Menggunakan data dari studi professional kesehatan yang telah di follow up terhadap 42.883 pasien pria.
Hubungan rerata kumulatif asupan minuman berpemanis gula (soda) dan berpemanis buatan (soda diet) dengan PJK fatal dan non fatal (infark miokard) diperiksa menggunakan model proportional hazard.
Terdapat 3.683 kasus PJK selama follow up 22 tahun. Pasien yang berada pada kuartil atas asupan minuman berpemanis gula memiliki 20% lebih tinggi risiko relatif PJK dibandingkan kuartil bawah (RR 1.2; 95% CI 0.93-1.12; p = 0.28).
Asupan minuman berpemanis gula, namun tidak minuman berpemanis buatan, secara signifikan dihubungkan dengan peningkatan trigliserida, protein C reaktif, IL6 dan reseptor 1 dan 2 TNF, serta penurunan HDL, lipoprotein a dan leptin (p < 0.02).
Hal ini diduga minuman berpemanis gula akan meningkat faktor inflamasi, dimana inflamasi merupakan faktor kunci pathogenesis PJK dan penyakit kardiometabolik.
Hasil studi ini dan beberapa studi  observasional serta trial dapat memberikan rekomendasi untuk mengurangi konsumsi minuman berpemanis gula untuk mencegah PJK. (Circulation 2012; 125: 1735-41)

SL Purwo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar